Kamis, 20 Nov 14 : Argh!

Suatu ketika, aku duduk di pinggir taman. Mataharinya mungkin lagi capek, jadi sisanya tinggal sedikit, malah makin memperindah tampak taman dengan tetesan air sisa hujan tadi siang. Burung-burung gereja yang biasanya ada di sini lagi pada mudik, udah waktunya mereka beres-beres rumah. Kodok juga belum pada lahir (mungkin), yang keliatan cuma kecebong. Argh, rasanya pengen … Continue reading Kamis, 20 Nov 14 : Argh!

Rabu, 12 November 2014 : Padang Gurun

"Suatu hari, berjalanlah seorang muda di padang gurun. Tiga hari lamanya ia tidak minum selain air keringatnya. Ditemuinya segeleas air berwarna hijau, lengkap dengan 'lalapan'nya berupa jentik-jentik dan pasir di dasar gelas." Kalo kamu ada di padang itu, apa yang bakal kamu lakuin? Bilang "Jangan minum, entar sakit perut!"? Aku kasih tahu, tetep dia bakal … Continue reading Rabu, 12 November 2014 : Padang Gurun

Rabu, 5 November 2014: Natal

Rembulan mungkin tersipu malu menyinarkan bintiknya pada bumi. Mungkin juga tidak. Namun gemerlap lampu natal dan sorak sorai pemimpin pujian tak kunjung berhenti, menjadi penantian pasti seorang pedagang serabi di pinggir gereja suci. Memang, merah Natal dan hijau pohon natal belum semerbak di etalase toko. Harmoni paduan suara nyaring pun tak jua terdengar. Dapat dibayangkan kemegahan … Continue reading Rabu, 5 November 2014: Natal

Surat Dari Ibu

SURAT DARI IBU Pergi ke dunia luas, anakku sayang pergi ke hidup bebas ! Selama angin masih angin buritan dan matahari pagi menyinar daun-daunan dalam rimba dan padang hijau. Pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas ! Selama hari belum petang dan warna senja belum kemerah-merahan menutup pintu waktu lampau. Jika bayang … Continue reading Surat Dari Ibu